Sejarah Singkat, Makna Lambang, dan Bentuk Penerapan Sila Kelima (Sila ke-5) Pancasila

Sejarah Singkat, Makna Lambang, dan Bentuk Penerapan Sila Kelima (ke-5) Pancasila

Pancasila dijadikan acuan dalam dunia pendidikan sebagai dasar implementasi pada kurikulum pembelajaran. Tujuan implementasi nilai-nilai pada sila kelima (Sila ke-5) Pancasila, yaitu untuk mengetahui bentuk-bentuk penerapan sila kelima tentang keadilan sosial yang adil beradap pada kehidupan sehari hari. Seperti di lingkungan rumah, kerja, sekolah hingga bertetangga.

Baca juga : Sejarah, Makna Lambang dan Bentuk Penerapan Sila Pertama (Sila ke-1) Pancasila

Sejarah Singkat Sila Kelima (Sila ke-5) Pancasila

Menurut Hadi (2016:83) sila kelima (Sila ke-5) ini mangandung nilai kesamaan derajat maupun kewajiban dan hak masyarkaat. Pada dasarnya manusia memiliki hak dan kewajiban sesuai dengan porsinya masing-masing. Selain itu masyarakat diberikan kebebasan mengutarakan pendapatnya. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia menunjukkan cita-cita bangsa Indonesia yang kelima. Tujuannya untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. 

Baca juga : Sejarah, Makna Lambang dan Bentuk Penerapan Sila Kedua (Sila ke-2) Pancasila

Menurut Soekarno (2007:277-278), yang dimaksud sebagai keadilan sosial, yaitu Suatu masyarakat adil dan makmur, tidak ada penindasan, penghisapan serta saling membantu satu sama lainnya. Tidak ada exploitation de I’homme par I’homme. Semuanya berbahagia, berkecukupan sandang dan pangan, gemah ripah loh jinawi, tata tentrem kerta raharja, berbahagia buat semua orang, dan tidak ada penghinaan. Sesama anggota masyarakat adil, artinya apabila setiap warga negara menikmati hasil sesuai dengan fungsi dan peranannya dalam masyarakat 

  • Pertama, pemerintah menjalankan hak dan kewajiban terhadap pemerintah.
  • Kedua, rakyat melaksanakan hak dan kewajiban terhadap pemerintah. 
  • Ketiga, anggota masyarakat yang satu mewujudkan hak dan kewajiban terhadap anggota masyarakat yang lain. 
Oleh sebab itu untuk membangun atau menciptakan keadilan sosial, perlu diciptakan atau dibangun struktur-struktur yang memungkinkan bagi tumbuh kembangnya keadilan dan sekaligus juga memberangus struktur-struktur yang mewujudkan ketidakadilan di dalam masyarakat.

Sila-sila dalam Pancasila juga saling terkait dan memiliki hubungan satu dengan yang lainnya. Jika Indonesia hanya berpegang pada satu sila saja, maka padangan hidup masyarakatnya juga akan berubah. Sebagai contoh Indonesia hanya menganut satu sila Pancasila, yaitu sila ke-5. Sila ke-5 Pancasila berbunyi " Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia", hal ini diartikan kesetaraan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Ideologi yang paling terkait jika Indonesia hanya menerapkan sila ke-5 sebagai padangan hidup adalah idelogi sosialisme.

Lambang sila kelima (Sila ke-5) Pancasila adalah Padi dan Kapas. Bunyi Sila Kelima (Sila ke-5) Pancasila yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Makna lambang sila kelima (Sila ke-5) Pancasila, yaitu Padi dan kapas dapat mewakili kebutuhan pokok masyarakat. Adapun padi pada lambang sila kelima (Sila ke-5) Pancasila, bermakna sebagai pangan masyarakat. Padi menghasilkan beras, beras merupakan bahan baku pembuatan nasi. Nasi menjadi makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Sedangkan kapas bermakna sebagai sandang masyarakat. Pangan dan sandang dalam kehidupan masyarakat merupakan syarat utama untuk mencapai kemakmuran. Sesuai dengan tujuan utama dari sila kelima (Sila ke-5), yaitu keadilan.  

Berikut ini contoh bentuk penerapan sila kelima (Sila ke-5) pada kehidupan sehari-hari.

  1. Memberikan hukuman secara adil kepada penjahat, baik penjahat kecil ataupun pejahat kelas besar (koruptor). Seringkali penjahat kecil mendapat hukuman penjara dari pengadilan yang lebih berat dibandingkan para koruptor. Seharusnya masing-masing dari mereka mendapatkan hukuman yang setimpal sesuai hukum yang berlaku.
  2. Menaati peraturan di lingkungan sekolah, rumah, jalan raya, lingkungan kerja, dan tempat bermain. Ketika berkendara masyarakat berhak mendapatkan kenyamanan di jalan, namun masyarakat juga wajib menaati peraturan yang berlaku dijalan. 
  3. Senang memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri, seperti memberi bantuan usaha mandiri . 
  4. Tidak memeras, menindas, atau membully (merundung) teman, karyawan, rekan kerja. Contohnya seorang tuan tanah yang melakukan pemerasan, caranya dengan mengenakan biaya sewa tanah yang tinggi kepada para penggarap sawah tanpa memperhatikan kesejahteraan para penggarap. 
  5. Menerapkan gaya hidup sederahana. Caranya dengan menerapkan pola hidup menabung serta tidak menerapkan sifat pemborosan dan gaya hidup mewah (hedonisme). 
  6. Menghormati hak orang lain atau tidak merampas hak masyarakat atau teman di lingkungan sekitar. Contohnya seorang wirausahwan membangun pabrik industri di suatu wilayah. Limbah industrinya mengalir ke sumber daya pengairan (sungai) di wilayah tersebut. Sehingga masyarakat tidak mendapatkan hak untuk akses air bersih dan merugikan warga sekitarnya. Contoh lainnya seorang pengedara yang merampas hak pejalan kaki dengan melaju di trotoar. 
  7. Senang bekerja keras.
  8. Menghargai karya seni orang lain. Caranya dengan memuji, memberikan kritik serta tidak melakukan pembajakan baik karya tulis maupun karya seni, seperti video, gambar ataupun musik.
  9. Senang melakukan kegiatan yang berhubungan dengan mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial. 

Baca juga : Sejarah, Makna Lambang dan Bentuk Penerapan Sila Keempat (Sila ke-4) Pancasila

Itulah tadi sejarah singkat, makna lambang, dan bentuk penerapan sila kelima (Sila ke-5) Pancasila di lingkungan sekitar.Kita dapat menerapkan sila kelima (Sila ke-5) di lingkungan sekolah, kerja, keluarga, taman bermain, dan di jalan raya. Jika seluruh anggota masyarakat di Indonesia dapat menerapkan sila kelima (Sila ke-5) dengan baik, bukan tidak mungkin Indonesia dapat menjadi negara yang maju, adil, dan makmur. Terciptanya keadilan harus didorong dari kekeluargaan, suasana ini dapat tercipta dengan rasa saling menghargai antar sesama. Namun, jangan lupa untuk menerapkan sila-sila lainnya dalam Pancasila. Karena sila-sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan.

Post a Comment

0 Comments